Evaluasi Bisnis Startup : Bicara Gengsi dan Jebakan Valuasi

Oby Zamisyak

Namanya hidup pasti naik turun. Namanya income apalagi masih bisnis kecil-kecilan pastinya naik turun. Dulu aku orangnya super boros. Waktu pegang duit gedhe langsung pengenya ngembangin bisnis ini itu. Ujung-ujungnya nggak ada satupun investasi bisnis aku yang berhasil. Alhasil Desember 2018 akupun bangkrut. Sedih sih tapi ya gimana lagi namanya gagal dan salah sendiri. Untungnya pada tahun itu aku nggak punya hutang sama sekali. Mungkin kita bisa sama-sama belajar cara hidup happy dan manajemen ambisi.

Bicara Gengsi

Banyak anak-anak yang baru punya bisnis pengen kantor keren. Apalagi kalau bisnis di sektor teknologi, kantor harus keren, ada bean bag, ada meja biliard, ada spot buat rebahan. Dulu aku berfikir bisnisku harus seperti kantornya Bukalapak, Tokopedia, Traveloka namun setelah aku jalani bisnis sekitar 3 tahun baru akhirnya sadar. Semua yang dibangun untuk gengsi butuh biaya. Kalau di laporan keuangan tuh namanya biaya penyusutan. Barang-barang yang nggak dibutuhkan buat kegiatan bisnis cuma habisin profit aja.

Akhirnya aku sadar pada 2019 mulai memperbaiki financial business.

Aku pelajari betul namanya management cashflow. Pada waktu aku bangkrut memang kita lagi digerus cashflow. Ya akhirnya aku dan tim bisa bangkit lagi dengan membuat platform digital layanan edukasi IoT secara online yang masif https://indobot.co.id. Saat kami membangun ulang Indobot, aku yang awalnya hanya bisa elektronika terpaksa belajar coding web alhasil website Indobot pada 2019 bisa rilis namun pada saat itu karena minimnya pengalaman maka fitur logout aja nggak bisa. Alhamdulillah 2019 adalah awal kebangkitan bisnis saya yang sempat merugi dan cashflow minus.

Jebakan Valuasi

Dulu namanya startup atau bisnis teknologi selalu dikonotasikan dengan Unicorn. Kalau kita cek ya Unicorn adalah istilah atau gelar yang disematkan kepada perusahaan atau startup yang memiliki nilai valuasi mencapai 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14 triliun. Valuasi adalah nilai ekonomi sebuah perusahaan. Biasanya, angka valuasi ini dijadikan acuan untuk mengukur potensi bisnis perusahaan. Nah karena disini ada yang namanya valuasi, seolah olah namanya startup harus bermain valuasi dan mengkesampingkan profit bisnis. Bahkan aku pernah ketemu orang yang mengaku angel investor bilang

Buat apa profit, kita harus menjadi THE BIG ONE untuk bisa sukses di era sekarang ini.

Mendengar kata itu membuat hati bentrok soal hal yang aku pelajari yaitu financial business. Namanya bisnis ya harus untung. Mau sampai kapan bakar-bakar duit. Mengedukasi market dimana kita udah capek-capek edukasi market malah kompetitor yang menikmati. Ya itulah jebakan valuasi. Kita dipaksa Investor yang ngakunya membantu bisnis kita malah menginjak-injak bisnis kita untuk bisa growth diluar nalar supaya mereka bisa exit dengan nilai yang lebih besar. Ada satu course di coursera dengan judul “How to Finance and Grow Your Startup – Without VC”. Pada dasarnya, kesederhanaan dalam manajemen bisnis dapat mengalahkan kerumitan dalam investasi VC (Investor). Dalam hal ini yang perlu dipikirkan adalah menyelaraskan tujuan hidup Anda dengan strategi bisnis Anda. Ya kalau mau growth ya profit. Kerja keras kerja cerdas dan manajemen bisnis anda dengan cerdas.

Baca Juga

Bagikan:

Tags

2 pemikiran pada “Evaluasi Bisnis Startup : Bicara Gengsi dan Jebakan Valuasi”

Tinggalkan komentar