Mengenal Model Bisnis Venture Capital

Oby Zamisyak

Venture Capital
Venture Capital

Venture capital (VC) merupakan sebuah lembaga keuangan yang memberikan pendanaan kepada berbagai startup, yang kemudian ditukar dengan saham kepemilikan dari startup tersebut. Model bisnis ini memicu banyak pertanyaan, seperti dari mana para VC mendapat uang tersebut, dan mengapa mereka berani berinvestasi pada bisnis startup yang mempunyai potensi kegagalan sekitar 90 persen?

Joshua Agusta, Head of Accelerator Program di MDI Ventures, pada tanggal 6 Oktober 2016 yang lalu hadir dalam acara Biz Talk dengan tema “Bagaimana Cara Kerja Venture Capital?” untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dalam acara yang berlangsung di EV Hive The Breeze itu, Joshua menjelaskan tentang bagaimana sebuah VC beroperasi dan bisa mendapat keuntungan.

Uang yang dimiliki VC tidak turun dari langit

Venture Capital List
Venture Capital List

Sederhananya, VC hanyalah pihak yang bertugas untuk menyalurkan dana dari para investor (biasa disebut Limited Partner atau LP) kepada startup yang berpotensi sukses. Para LP tersebut bisa berupa perusahaan investasi, pengumpul dana pensiun maupun para konglomerat. Mereka tertarik untuk menggunakan jasa VC karena janji keuntungan yang lebih besar bila dibandingkan dengan investasi-investasi lain.

“Sebelumnya, para pemilik uang tersebut hanya berinvestasi di bisnis seperti properti atau tambang. Namun ketika para VC terbukti bisa memberikan keuntungan yang lebih besar dibanding perusahaan Private Equity (PE) dan perusahaan S&P 500, khususnya setelah tahun 2011, mereka pun mulai melirik potensi VC,” tutur Joshua.

Bagaimana VC menyalurkan investasi kepada startup hingga perusahaan rintisan tersebut meraih IPO?

Di Indonesia sendiri, ada berbagai jenis VC dengan investor yang berbeda-beda. Contohnya adalah MDI Ventures yang merupakan VC milik Telkom, SMDV yang didukung oleh Sinar Mas Group, serta Venturra Capital yang mendapat dana dari Lippo Group.

VC mempunyai “masa hidup”

VC Fund Structure
VC Fund Structure

Ketika memberikan sebuah pendanaan, para investor atau LP dari sebuah VC biasanya akan menentukan seberapa besar keuntungan yang mereka harapkan (biasanya sekitar tiga hingga lima kali lipat), serta kapan VC tersebut harus mengembalikan dana kepada para LP.

“Umur dari sebuah investasi yang diberikan pada VC bisa bervariasi, mulai dari empat tahun hingga sepuluh tahun,” ujar Joshua. Umur dari investasi ini secara tidak langsung akan menentukan kapan sebuah startup sebaiknya (atau bahkan harus) “mengembalikan” dana dari VC tersebut, baik dengan cara membuka pendanaan lanjutan maupun masuk ke bursa saham.

Bagaimana VC mendapat keuntungan?

Setiap VC biasanya mempunyai dua jenis sumber pemasukan, yaitu Management Fee dan Carried Interest. Management Fee adalah biaya operasional yang harus diberikan para LP di awal investasi, dan tidak bisa ditarik kembali. Management Fee ini biasanya berkisar antara dua hingga tiga persen dari total investasi.

Sebagai contoh, sebuah VC A mendapat investasi sebesar Rp100 miliar yang harus dikembalikan dalam jangka waktu empat tahun. Apabila VC A tersebut membebankan Management Fee sebesar dua persen, maka mereka akan mendapat biaya operasional senilai Rp2 miliar, alias Rp500 juta per tahun.

Selain dari VC, para founder startup juga bisa memperoleh alternatif suntikan dana dari sejumlah sumber

Adapun Carried Interest, adalah biaya yang dibebankan VC kepada investor mereka untuk setiap keuntungan dari investasi yang mereka lakukan. Besaran dari Carried Interest ini biasanya sekitar 20 hingga 30 persen.

Sebagai contoh, VC A menginvestasikan dana sebesar Rp10 miliar untuk kepemilikan saham 20 persen di startup B. Apabila empat tahun kemudian startup B diakuisisi oleh startup lain dengan nilai Rp200 miliar, maka nilai saham VC A tentu akan naik menjadi Rp40 miliar.

Selisih antara nilai saat akuisisi (Rp40 miliar) dan nilai investasi awal (Rp10 miliar) yang berjumlah Rp30 miliar akan disebut sebagai keuntungan investasi. Apabila VC A membebankan Carried Interest sebesar 20 persen dari keuntungan investasi tersebut, maka mereka akan mendapatkan dana sebesar Rp6 miliar.

“VC dengan kemampuan investasi yang telah teruji, biasanya akan membebankan Management Fee yang kecil, namun dengan Carried Interest yang lebih besar kepada para investor mereka,” ujar Joshua.

Setiap VC melakukan investasi yang berbeda-beda

VC Investment Stage
VC Investment Stage

Hal-hal yang disebutkan di atas, mulai dari karakter LP yang memberikan investasi kepada VC, besaran keuntungan yang mereka harapkan, hingga umur dari pendanaan yang diberikan, akan mempengaruhi bagaimana sebuah VC menentukan startup yang akan diberi investasi.

“MDI Ventures contohnya, merupakan VC yang mendapat dana dari Telkom. Oleh karena itu, kami akan memprioritaskan startup yang bisa mendukung layanan-layanan milik Telkom,” jelas Joshua.

Para VC pun mempunyai prioritas untuk berinvestasi pada tahapan yang berbeda-beda. Sebagai contoh East Ventures dan 500 Startups yang biasanya berinvestasi di pendanaan awal, sedangkan MDI Ventures dan Monk’s Hill Ventures cenderung memberi pendanaan di tahap Seri A maupun Seri B.

Valuasi dari startup adalah “harga jual”

Mengutip kata-kata seorang profesor keuangan bernama Aswath Damodaran, Joshua menjelaskan kalau valuasi yang diberikan VC kepada sebuah startup sebenarnya bukanlah merupakan penilaian atas bisnis yang dijalankan oleh startup tersebut. Valuasi itu justru merupakan “harga jual” dari startup tersebut di kemudian hari.

Damodaran menjelaskan kalau VC akan berusaha menekan “harga” dari sebuah startup ketika mereka akan berinvestasi. Setelah itu, mereka akan berusaha membantu startup tersebut dalam memperbaiki cashflow dan mendapat keuntungan, agar bisa “dijual” kembali dengan harga yang tinggi.

“Untuk sukses dalam bisnis VC, kamu tak hanya perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk masuk ke dalam sebuah bisnis, namun yang lebih penting adalah kamu harus memperhitungkan kapan waktu yang tepat untuk keluar,” jelas Damodaran.

VC suka melakukan investasi secara bersamaan

VC Multiple Investors
VC Multiple Investors

VC merupakan sebuah bisnis yang penuh risiko. Oleh karena itu, ketika memberi investasi, biasanya sebuah VC akan melakukannya bersama-sama dengan VC lain demi mengurangi risiko tersebut.

“Karena itu, penting bagi sebuah startup untuk menjalin komunikasi tak hanya dengan satu VC ketika menggalang pendanaan,” ujar Joshua.

Sekedar klarifikasi saja bahwa artikel ini diambil dan post ulang dari id.techinasia.com yang merupakan situs media startup terbesar di asia. Jika anda membutuhkan informasi terbaru soal startup silahkan berlangganan artikel berita premium di id.techinasia.com

Baca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar